Padepokan Seni Karang Kamulyan Ciparay: (Sebuah Upaya Pelestarian Seni Sunda di Kabupaten Bandung 1997-2013)

Tina Casriyanti, Tina (1210501084) (2014) Padepokan Seni Karang Kamulyan Ciparay: (Sebuah Upaya Pelestarian Seni Sunda di Kabupaten Bandung 1997-2013). Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (104kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (197kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
3_bab1.pdf

Download (430kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
4_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (267kB)
[img] Text (BAB III)
5_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (901kB)
[img] Text (BAB IV)
6_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (209kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
7_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (305kB)

Abstract

Padepokan Karang Kamulyan Ciparay adalah lembaga pengembangan bermacam kesenian sunda yang berada di Ciparay, kesenian yang dikembangkan di karang kamulyan sendiri diawali dari seni gamelan, seni suara, dan wayang golek yang berkiprah mengolah dan mengembangkan potensi anak-anak dimulai tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Padepokan Karang Kamulyan Ciparay dipelopori oleh tiga orang keluarga yaitu Ugan Rahayu didampingi oleh istrinya Neni Hayati dan menantunya Asep Setia Pujanegara. Kiprah individual mereka dikenal oleh dunia luas karena mereka adalah seniman giri harja tilu Jelekong, pedamping manggung wayang Asep Sunandar Sunarya. Ugan dikenal sebagai tukang kendang Asep Sunandar dan Neni dikenal sebagai sebagai tukang kawih Asep Sunandar. Mereka langsung dikenal atas individualnya dengan membawa karang kamulyan karena berasal dari seniman giri harja tilu Jelekong. Namun keberadaan padepokan seni karang kamulyan di masyarakat Ciparay menjadi polemik dan asumsi berbeda di lingkunganya sendiri, masyarakat takut pengembangan kesenian di padepokan karang kamulyan adalah misi dan visi penyebaran aliran kebatinan. karena pelopor karang kamulyan berasal dari penganut aliran kebatinan dan memang posisi karang kamulyan masih satu komplek dengan sekelompok masyarakat penganut aliran kebatinan, sehingga dalam aktivitas kegiatan seni sering memanfaatkan gedung “Pasewakan” yaitu gedung yang dimiliki oleh para penganut aliran kebatinan. Namun, kenyataanya para pengasuh dan seniman karang kamulyan menjaga jauh dari asumsi tersebut karena padepokan karang kamulyan murni tidak ada hubungan dengan penyebaran keyakinan dan hanya murni pelestarian dan menjaga seni budaya sunda. Berdasarkan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti ini berusaha untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya padepokan karang kamulyan, bagaimana perkembangan padepokan karang kamulyan dan bagaimana konflik tentang asumsi masyarakat tentang keberadaan karang kamulyan di Ciparay. Dalam pencapaian hasil penelitian ini penulis menggunakan pendekatan evolusi sosial, dan menerapkan metodologi penelitian sejarah meliputi tahapan: heuristik (pengumpulan sumber), kritik (penyeleksian sumber), interpretasi dan historiografi. Sehingga dengan tahapan tersebut penulis mendapatkan jawaban dari rumusan masalah yang telah diteliti. Perbedaan keyakinan akan menimbulkan asumsi dan presepsi yang berbeda ketika kondisi lingkungan yang berbeda, asumsi atau ketidaktauan masyarakat tentang keberaadaan karang kamulyan bisa menjadi asumsi negatif antara karang kamulyan dan masyarakat sendiri.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Padepokan Seni Karang Kamulyan, Sunda, wayang golek
Subjects: Islam > Islam and Arts
History of Southeast Asia > History of Indonesia
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Users 11 not found.
Date Deposited: 14 Feb 2017 03:03
Last Modified: 14 Feb 2017 10:07
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/2909

Actions (login required)

View Item View Item