Pendekatan semantik terhadap lafadz nur dalam Alquran: Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu

Kusdiansyah, Pandu (2018) Pendekatan semantik terhadap lafadz nur dalam Alquran: Pendekatan Semantik Toshihiko Izutsu. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (321kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abtrak.pdf

Download (315kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (329kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (770kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (457kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (960kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (320kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (373kB) | Request a copy

Abstract

Ulama terdahulu sangat antusias dalam mengkaji Alquran, mereka mengenalkan berbagai ilmu untuk sampai kepada pemahaman kandungan isi Alquran. Salah satunya kajian kosakata dalam Ulum Alquran dikenal dengan ilmu ma’anil quran, dimana al-Farra’ yang menjadi pelopor atas lahirnya ilmu tersebut. Ibnu Jinni menulis kitab ¬al-Khashais yang di dalamnya membahas mengenai analisis leksikologi terhadap makna-makna kosakata bahasa Arab. Jalaluddin As-Suyuthi mengenalkan sebuah konsep untuk mengetahui keserasian susunan ayat dan surat (munasabah) dalam Alquran, menurutnya bahwa munasabah hanya terdapat pada antar surat dan antar ayat. Sedangkan Toshihiko Izutsu mengenalkan sebuah metode baru dalam dunia Islam untuk mengkaji Alquran dengan memilih topik tertentu, lewat metode semantik guna mengetahui bahwa setiap kata yang ada di dalam Alquran tidak mempunyai arti yang sama. Pada penelitian ini, penulis akan mengungkap makna dasar dan makna relasioanl dari lafadz nur, klasifikasi Makkiyah dan Madaniyyah, medan semantiknya serta konsep Alquran dari lafadz nur itu sendiri. Dalam Alquran surat an-Nur [24]: 35 dijelaskan bahwa Allah SWT adalah pemilik cahaya langit dan bumi. Ibnu Arabi mengemukakan enam pendapat ulama mengenai makna nur yang menjadi sifat Allah, yaitu: a. Pemberi hidayah, b. Pemberi cahaya, c. Penghias, d. Yang zhahir, e. Pemilik cahaya, dan f. Cahaya tetapi bukan seperti cahaya yang dikenal. Sedangkan para ahli sufi mendefinisikan lafadz nur yang ada dalam surat tersebut sebagai proses penciptaan Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, penulis penulis tertarik dengan beragamnya penafsiran atas lafadz nur tersebut dengan melakukan penelitian ini. Atas makna lafadz nur dalam Alquran dengan analisis medan semantik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lafadz nur dalam Alquran dengan menggunakan analisis semantik. Maka lafadz nur tersebut dianalisis berdasarkan metode semantik yang dikenalkan oleh Toshihiko Izutsu. Penelitian lafadz nur dapat dikaji dengan menggunakan berbagai pendekatan, agar diketahui secara luas tentang apa yang dimaksud mengenai lafadz nur menurut Alquran, penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) terhadap berbagai literatur yang berkaitan dengan tafsir tematik dan analisis semantik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Analisis semantik merupakan bagian dari metode tafsir maudhu’i yang secara khusus mengkaji persoalan makna dengan menggunakan pendekatan filosofis, antropologis, sosiologis dan psikologis. Penelitian semantik terhadap lafadz nur, dapat diketahui bahwa nur merupakan mashdar dari lafadz naara – yanuuru – nuuran yang bermakna, cahaya, sinar, gejolak serta tidak adanya kepastian. Lafadz nur diulang dalam Alquran sebanyak 49 kali dari 39 ayat yang terdapat dalam 23 surat. Makna relasional dari lafadz nur sangat beragam, diantaranya: petunjuk, nur yang dilawankan dengan dzulumat (kegelapan), perumpamaan mengenai orang yang mendapat cahaya dan mendapat kegelapan, petunjuk yang ada pada kitab-kitab terdahulu dan petunjuk yang ada di dalam kitab Alquran, balasan bagi orang yang beriman, Nabi Muhammad SAW, makna hakiki sebagai cahaya, dan contoh perilaku orang yang mendapatkan kegelapan. Lafadz nur yang diturunkan di Mekkah terdapat 14 ayat dalam 10 surat, sedangkan yang diturunkan di Madinah 25 ayat dalam 15 surat. Medan semantik dari semua lafadz nur bisa diteliti fahami ketika lafadz nur disandingkan dengan lafadz Allah, Rasul, amanu, kitab, shirat, huda, kharaja, qalb, jannah, qamar, dzulumat, dan kafara. Adapun konsep pandangan dunia Alquran terhadap lafadz nur yakni, orang yang mendapatkan cahaya Allah SWT yakni orang yang beriman dan orang yang mendapatkan kegelapan yakni orang kafir.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: semantik; nur
Subjects: Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Asbabun Nuzul
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Al-Qur'an dan Terjemahan dalam Bahasa Indonesia
Al-Qur'an (Al Qur'an, Alquran, Quran) dan Ilmu yang Berkaitan > Kumpulan Ayat-ayat dan Surat-surat Tertentu dalam Al-Qur'an
Philosopy and Theory > Semantics
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Depositing User: Pandu Kusdiansyah
Date Deposited: 05 Jun 2018 05:44
Last Modified: 05 Jun 2018 05:44
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/9038

Actions (login required)

View Item View Item