Menyentuh kemaluan sesudah Berwudhu: studi kritik Hadis

Hasan, Zulfa (2010) Menyentuh kemaluan sesudah Berwudhu: studi kritik Hadis. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (54kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (68kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (46kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (348kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV.I)
7_bab4.1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (208kB)
[img] Text (BAB IV.II)
8_bab4.2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (159kB)
[img] Text (BAB IV.III)
9_bab4.3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (571kB)
[img] Text (BAB V)
10_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (70kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
11_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (86kB)

Abstract

Menyentuh zakar (alat kelamin) setelah berwudhu senantiasa menjadi pembicaraan dan pertentangan para ulama, baik mutaqaddimin maupun mutaakhirin, bahkan dikalangan kaum muslimin pada umumnya. Hadis-hadis tentang menyentuh zakar (alat kelamin) setelah berwudhu ini mengandung beberapa pemahaman yang menyebabkan implikasi hukum yang bermacam-macam pula. Keberadaan hadis (diasumsikan) kontroversial tersebut mendorong penulis untuk mengetahui keberadaan yang sebenarnya. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Busrah binti Shafwan dan Thalq bin Ali, dan matan hadis tersebut maknanya saling bertentangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan para perawi, sanad dan matan hadis tersebut juga untuk mengetahui kedudukan muttabi dan syahid para perawi hadis serta untuk menentukan kehujjahan hadis tentang menyentuh kemaluan sesudah berwudhu. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa kualitas suatu hadis menjadi syarat muthlaq dalam menentukan kehujjahan suatu hadis. Dalam hal ini, methoda takhrij tepat digunakan untuk meneliti kualitas hadis tersebut, baik dari segi sanad maupun dari segi matan. Walaupun sebenarnya penelitian hadis dilakukan juga untuk mengetahui kuantitasnya. Mengingat kedua hal tersebut sama pentingnya, maka penelitian hadis masih selalu diperlukan untuk mengetahui apakah hadis tersebut dapat diamalkan atau tidak. Penelitian ini dilakukan dengan cara penalaahan terhadap kitab-kitab sumber asal hadis, Rijal al-Hadis, Ulum al-Hadis dan kitab-kitab penunjang lainnya. Analisis data dilakukan dengan cara meneliti keadaan sanad dan para perawinya serta keadaan matannya, kemudian menilai kualitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadis yang menyatakan batal atau tidak batalnya wudhu bagi yang menyentuh zakar apabila dilihat dari segi sanad ataupun matan adalah shahih. Bila dibandingkan kualitas keshahihan antara hadis Busrah binti Shafwan yang menyatakan wajib wudhu bagi orang yang menyentuh zakarnya setelah berwudhu, ternyata hadis Busrah lebih shahih daripada hadis Thalq bin Ali. Dengan demikian, hadis yang menunjukkan wajib wudhu bagi orang yang menyentuh zakar setelah berwudhu lebih kuat untuk diamalkan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Wudhu; Hadits;
Subjects: Al-Hadits dan yang Berkaitan > Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tafsir Hadits
Depositing User: Users 30 not found.
Date Deposited: 14 Mar 2016 01:16
Last Modified: 15 Nov 2018 06:38
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/814

Actions (login required)

View Item View Item