Tradisi pembacaan al-Qiraat al-Sab'u di Pesantren Jawa Barat: Studi Kasus Pondok Pesantren Qiraatussabah Limbangan Garut

Edi, Edi (2022) Tradisi pembacaan al-Qiraat al-Sab'u di Pesantren Jawa Barat: Studi Kasus Pondok Pesantren Qiraatussabah Limbangan Garut. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_Cover.pdf Download (244kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2-Abstrak.pdf Download (340kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_Daftar Isi.pdf Download (416kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_Bab1.pdf Download (804kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_Bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (947kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_Bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (473kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_Bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_Bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (214kB) | Request a copy

Abstract

Qiraat Imam ‘Asim riwayat Imam Hafsh merupakan qiraat yang banyak digunakan, khususnya di Indonesia. Kepopuleran qiraat ini menimbulkan persepsi yang salah di kalangan awam bahwa Alquran hanya memiliki satu macam bacaan saja. Dalam meluruskan persepsi yang telah berkembang, perlu adanya upaya untuk memperkenalkan qiraat tujuh (al-qira>a>t al-sab’u) dalam lantunan pembacaan Alquran. Namun, upaya tersebut harus juga didampingi dengan pengetahuan tentang qiraat sebagaimana yang telah dilakukan Ibnu Mujahid, seorang imam yang pertama kali mengumpulkan para imam qiraat tujuh sehingga menjadi qiraat yang mutawatir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tradisi pembacaan al-qira>a>t al-sab’u di Pondok Pesantren Qiraatussabah Limbangan Garut. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan metode living Quran melalui studi pustaka dan lapangan dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi bertujuan untuk menggambarkan tradisi pembacaan al-qira>a>t al-sab’u di pesantren, tentang fenomena tertentu dengan mengeksplorasi struktur kesadaran manusia terhadap al-qira>a>t al-sab’u itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Qiraatussabah Limbangan Garut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam perkembangan qiraat di Jawa Barat, tidak dapat dinafikan bahwa Pondok Pesantren Alquran Qiraatussabah Limbangan Garut melalui KH. Ma’mun Bakri beserta keluarga dan santri-santrinya ikut andil dalam menyebarkan qiraat di Jawa Barat. Yang demikian itu terlihat dalam upaya mereka mendirikan sebuah pesantren spesialisasi Alquran, teristimewa al-qira>a>t al-sab’u, dan juga lahirnya santri-santri yang mampu melanjutkan perjuangannya dalam mensyiarkan Alquran.Tradisi pembacaan al-qira>a>t al-sab’u di Pondok Pesantren Alquran Qiraatussabah Limbangan Garut ditandai dengan lestarinya metode pengajaran qiraat yaitu sorogan, bandungan, dan qira>a>t al-tah}qi>q. Selain metode klasikal yang terus dikembangkan, Pondok Pesantren Alquran Qiraatussabah Limbangan Garut memiliki kekhasan kaidah qiraat, yaitu kaidah taghli>z} al-la>m yang berbeda dalam pengucapannya. Mayoritas pembacaan kaidah taghli>z} al-la>m yang berkembang, cara membacanya ialah mengucapkan huruf dengan tebal (vokal /o/) sampai memenuhi mulut ketika mengucapkannya, sedangkan Pondok Pesantren Alquran Qiraatussabah membacanya tidak secara penuh (tetap menebalkan al-la>m dan tetap membacanya dengan vokal /a/). Kaidah tersebut berdasarkan pengajaran yang didapatkan KH. Ma’mun Bakri dari gurunya, yaitu Syekh Siraj. Pemakaian kaidah tersebut sahih dan mutawatir, karena berdasarkan lembar sanad yang peneliti dapatkan, sanad KH. Ma’mun Bakri tersambung kepada Rasulullah Saw. melalui gurunya, Syekh Siraj.

Actions (login required)

View Item