Hak asuh anak dibawah umur akibat perceraian: Studi analisis putusan nomor 26/Pdt.G/2012/PA.Thn.

Handayani, Risma (2022) Hak asuh anak dibawah umur akibat perceraian: Studi analisis putusan nomor 26/Pdt.G/2012/PA.Thn. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (172kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (154kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (116kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (400kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (362kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (307kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (157kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (165kB) | Request a copy

Abstract

Tanggal 28 juni 2012 telah diputus sebuah perkara di Pengadilan Agama Tahuna, yaitu Putusan Nomor 26/Pdt.G/2012/PA.Thn. majelis hakim menetepkan penggugat (ayah) sebagai pemegang hak hadhanah anak yang belum mumayyiz atau belum berusia 12 (dua belas) tahun sebagaimana ketentuan dalam Pasal 105 huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, yakni apabila terjadi perceraian pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya. Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dasar pertimbangam hakim, landasan hukum dan metode penemuan hukum yang digunakan oleh hakim dalam memutus perkara tersebut. Penelitian ini bertolak dari pemikiran bahwa putusan pengadilan terlahir tidak lepas dari peranan hakim, baik dalam penerapan atau penemuan hukum. Berdasarkan pada aturan Undang-undang, pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili atau memutus perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk mengadilinya dengan cara menggali, mengikuti dan memahami rasa keadolan dan nilai-nilai hukum yang hidup di masyarakat. Maka seorang hakim dituntut untuk melakukan terobosan hukum atau ijtihad. Proses penyusunan skripsi ini menggunakan metode Content Analisys (analisis terhadap isi), jenis penelitian kualitatif, pendekatan yuridis normatif. Yaitu dengan menganalisis dan menafsirkan isi dari suatu teks dalam hal ini adalah Putusan Nomor 26/Pdt.G/2012/PA.Thn., sebagai data primer. Sedangkan data sekunder yang digunakan diantaranya buku atau tulisan lain yang berhubugan dengan penelitian, didukung dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi (pengumpulan data atau berkas) dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa alasan majelis hakim dalam menyelesaikan dan memutus perkara hadhanah anak yang belum mumayyiz dan hak hadhanahnya ditetapkan kepada penggugat atau ayah. Diantaranya majelis hakim berpandangan bahwa akan lebih terjamin kemaslahatan dan rohani anak tersebut apabila anak tersebut diasuh oleh penggugat (ayah) karena tergugat (ibu) telah menikah lagi dan memiliki anak. Dan landasan hukum yang digunakan oleh majelis hakim ialah Pasal 26 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak “Bahwa kedua orangtua memiliki hak dan tanggung jawab yang setara terhadap anaknya”. kemudian dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad Abu Daud dalam kitab Sunan Abu Daud, dan kitab kifayatul ahyar juz II halaman 94 tentang syarat-syarat hadhanah. Metode penemuan hukum yang digunakan oleh majelis hakim yaitu metode interprestasi sistematis atau logis dan metode maslahah al-mursalah sebagai metode ijtihad, yaitu dengan melihat tujuan kemaslahatan dan rasa keadilan bersama.

Actions (login required)

View Item