Studi komparatif antara pemikiran Sufistik Hamka dan Sigmund Freud tentang struktur jiwa

Nurcahyati, Rina (2021) Studi komparatif antara pemikiran Sufistik Hamka dan Sigmund Freud tentang struktur jiwa. Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (92kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (96kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (62kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (174kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (195kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (155kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (376kB) | Request a copy
[img] Text (BAB V)
8_bab5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (85kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
9_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (65kB) | Request a copy

Abstract

Hamka adalah salah satu tokoh Muslim yang banyak memberikan pemikirannya terhadap dunia pendidikan, politik, sastra, dan banyak lagi yang lainnya. Dalam hal ini, Hamka menuangkan pemikirannya kepada ilmu tasawuf yang bersifat modern dengan tidak meninggalkan ajaran yang dibawa para ahli sufi terdahulu, beliau membahas tentang jiwa manusia dalam salah satu bukunya sesuai dengan dasar pemikiran tasawufnya. Begitu juga dengan Sigmund Freud yang merupakan tokoh besar dalam bidang psikologi sekaligus pencipta dari aliran psikoanalisa. Kedua tokoh tersebut mempunyai pemikiran tentang jiwa manusia secara rinci sesuai latar belakang masing-masing. Hamka secara menyeluruh dan rinci menerangkan konsep tentang jiwa sesuai perspektif tasawuf modernnya dengan mengharapkan kebahagiaan yang sejati dari dalam diri manusia, sedangkan Freud menggunakan perspektif psikologi barat dalam menerangkan konsep jiwanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran sufistik Hamka dan Sigmund Freud tentang struktur jiwa manusia secara jelas, dan untuk mengetahui tentang persamaan serta perbedaan dari kedua pemikiran tokoh ini mengenai struktur jiwa manusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif dengan dilakukannya pencarian data, menganalisis dan membandingkan data dari informasi yang didapat. Selain menggunakan metode tersebut, penelitian ini juga menggunakan pendekatan kualitatif yang tidak membutuhkan data secara statistik dan memiliki tujuan untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menjelaskan data yang dikaji. Jenis data dalam penelitian ini menggunakan studi pustaka (Library Research) dengan tujuan mengumpulkan dan menganalisis data dari beberapa sumber kepustakaan. Hasil penelitian ini, terdapat persamaan dan perbedaan dari pemikiran sufistik Hamka dan Sigmund Freud tentang struktur jiwa, yaitu persamaannya adalah dalam pemikiran tentang adanya potensi akal manusia yang menganggap bahwa manusia termasuk sejenis binatang tetapi memiliki kedudukan yang tinggi dari binatang lainnya, karena akal yang dimilikinya. Selain itu, ada juga persamaan tentang potensi nafsu yang dapat dilihat dari perbuatan yang muncul dengan dorongan nafsu kebinatangan yang dapat menyesatkan manusia dalam menjalankan kehidupannya. Dari segi perbedaannya terdapat beberapa aspek, yaitu dari tujuan akhir hidup manusia, metode kajiannya, dan fungsi dari jiwa itu sendiri. Menurut Hamka, tujuan akhir hidup manusia adalah untuk mengetahui akan keberadaan jiwa yang ada pada raga manusia. Sedangkan Sigmund Freud, mengatakan bahwa tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai ketenangan dengan menghindari ketegangan dalam diri manusia. Dalam metode kajiannya, menurut Hamka adalah dengan menggunakan pendekatan agama, dan akhlak manusia dengan fokus utamanya pada kebesaran Tuhan. Berbeda dengan Sigmund Freud, bahwa metode kajiannya menggunakan pendekatan terhadap alam ketidaksadaran, alam sadar, dan alam prasadar. Aspek terakhir adalah fungsi jiwa yang menurut Hamka memiliki dua fungsi yaitu jiwa yang sehat akan berfungsi pada kesehatan badan, pembersihan jiwa, pikiran yang terbuka, dan akal yang cerdas. Menurut Sigmund Freud, fungsi jiwa manusia adalah dapat menghadirkan tingkah laku yang dapat dilihat secara langsung dan bersumber dari alam ketidaksadaran manusia. Persamaan dan perbedaan tentang struktur jiwa manusia terdapat id dalam pandangan Hamka dipandang sebagai hawa nafsu, ego dipandang sebagai akal, dan superego dipandang sebagai hati.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Studi Komparatif;Sufistik;Hamka; Sigmund Freud; Struktur Jiwa
Subjects: Education > Philosophy and Theory of Education
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Program Studi Tasawuf dan Psikoterapi
Depositing User: Rina Nurcahyati
Date Deposited: 04 Feb 2022 02:47
Last Modified: 04 Feb 2022 02:47
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/48563

Actions (login required)

View Item View Item