Falsafah angklung : Nilai-nilai kehidupan dalam seni bambu di masyarakat Sunda (1955-2010)

Hasnatuloh, Ismi (2021) Falsafah angklung : Nilai-nilai kehidupan dalam seni bambu di masyarakat Sunda (1955-2010). Sarjana thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (14kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (23kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftar isi.pdf

Download (63kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab 1.pdf

Download (125kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (626kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (802kB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (26kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftar pustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (47kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini membahas bahwa falsafah angklung yang merupakan gambaran morfologi yang mencerminkan pandangan hidup bermasyarakat, adanya sikap gotong royong yang menghasilkan harmonisasi dari kerja sama yang dilakukan. Hubungan antara masyarakat dengan bambu memang merupakan dua hal yang erat kaitanya dengan kehidupan Sunda. Sesuai dengan judul besar penulis alat musik ini pun memiliki makna falsafah hidup masyarakat, yang dilatar belakangi dari salah satu alat musik tradisional dan peran seorang seniman. Oleh karena itu dalam pembahasan ini mengungkapkan bahwa alat musik angklung bukan hanya alat musik yang eksis tanpa nilai sejarah. Banyak hal yang sedikit orang tau mengenai fungsi dan falsafah angklung tersebut. Seperti dalam fungsi sakral religius, pendidikan, media komunikasi, dan media Islamisasi. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah diantaranya: pertama, bagaimana profil dan perkembangan angklung di masyarakat Sunda. Kedua, bagaimana nilai-nilai falsafah angklung dalam kehidupan masyarakat Sunda. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui terhadap apa yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah penulis. Metode yang digunakan penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang mencakup heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Teori yang penulis gunakan adalah teori Wilhem Dilthey yang mana teori terkait dengan ini, menjelaskan ungkapan perasaan manusia dalam bentuk produk kebudayaan, seperti gaya hidup, adat istiadat, agama, seni, semua produk kebudayaan itu disebut dunia yang dikontruksi pikiran yang timbul dari penghayatan, karena objek penelitian ilmu sosial kamanusiaan tidak diketahui lewat introspeksi, melainkan lewat interpretasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa falsafah angklung yang merupakan alat musik tradisional hadir dalam kehidupan masyarakat Sunda, karena angklung ini banyak ditemukan di wilayah-wilayah tersebut. Makna falsafah seperti dalam angklung di ibaratkan seperti tabung bambu yang lebih dari satu, adanya tabung besar dan tabung kecil. Morfologi tersebut mencerminkan pandangan bahwa kita harus melindungi ataupun saling membantu dan gotong royong. Adanya sikap gotong royong yang menghasilkan harmonisasi dari kerja sama yang dilakukan, karena falsahah angklung ini dengan perbedaan angklung dan perbedaan nada kita dapat membentuk harmoni memberi dan membawa kedamaian dunia.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Uncontrolled Keywords: Falsafah; Angklung; Masyarakat; Bambu
Subjects: Culture and Institutions
Divisions: Fakultas Adab dan Humaniora > Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam
Depositing User: Ismi Hasnatuloh
Date Deposited: 06 Sep 2021 02:35
Last Modified: 06 Sep 2021 03:52
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/42738

Actions (login required)

View Item View Item