Resiliensi verbal Bullying anggota organisasi pecinta alam KOMPAS dalam analisis konseling Behavioral

Nursalam, Marwan Fahmi (2020) Resiliensi verbal Bullying anggota organisasi pecinta alam KOMPAS dalam analisis konseling Behavioral. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_Cover.pdf Download (135kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_Abstrak.pdf Download (111kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_Daftar Isi.pdf Download (181kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (348kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (463kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (438kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (116kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8_daftar pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (118kB) | Request a copy

Abstract

Verbal bullying atau kekerasan verbalistik merupakan salah satu perilaku negative yang acap kali dilibatkan dalam proses interaksi antar individu. Meskipun verbal bullying dapat menimbulkan dampak negative bagi stabilitas diri, emosi dan psikis korbannya, verbal bullying ini seakan-akan tidak dapat dienyahkan. Dampak paling umum dari verbal bullying adalah keterasingan, pengucilan, krisis identitas diri, psikosomatik serta kehilangan minat bergaul pada diri korban. Terjadi kontradiksi antara teori dengan kenyataan yang terjadi di lingkungan anggota Organisasi Pecinta Alam KOMPAS. Anggota yang kerap kali menjadi sasaran verbal bullying, secara mengejutkan tidak menunjukan gejala dari dampak negative verbal bullying itu sendiri. Asumsi paling dasar adalah subjek penelitian memiliki resiliensitas terhadap verbal bullying. Adapun sikap resilien itu dapat dimaknai sebagai ketahanan, keluwesan dan kemampuan untuk beradaptasi, mengatasi serta mencari jalan keluar dari hambatan (verbal bullying) yang diterimanya. Atas dasar hal tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk menggali faktor-faktor penyebab resilien itu sendiri serta mencari benang merah resiliensitas untuk dijadikan pijakan materi konseling berbasis pembelajaran perilaku (behavioral). Solichatun (dalam indriani, 2018: 15) mengungkapkan bahwa resiliensi bukanlah perilaku bawaan lahir, melainkan respon dinamis individu terhadap rangsang yang diterimanya di lingkungan tertentu, ditunjukan dengan sikap dan perilaku positif. Bandura (dalam Alwisol, 2014: 285) menyatakan dalam teori belajar sosialnya, bahwa dalam upaya membentuk suatu siklus belajar sosial yang efektif harus ditopang oleh faktor-faktor diri dan lingkungan yang satu sama lain saling menguatkan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mempelajari suatu kasus baru dan nyata guna mencari sebab-sebab timbulnya sikap resilien terhadap verbal bullying yang kemudian diinterpretasikan melalui teori-teori konseling behavioral. Berdasarkan data hasil temuan penelitian, munculnya sikap resilien pada individu didasarkan efektifitas siklus belajar sosial pada individu yang terrangkum kedalam 4 faktor, yaitu: 1) regulasi diri, 2) efikasi diri, 3) efikasi kelompok, serta 4) generalisasi-diskriminasi stimulus. Keempat faktor tersebut merupakan hal-hal yang dapat dipelajari dan dilatih, dampaknya tentu ditandai dengan tumbuhnya sikap resilien pada individu. Proses mempelajari dan mengadaptasi perilaku positif-adaptif merupakan suatu gambaran nyata tentang adanya siklus belajar sosial (behavioral). Artinya, suatu proses konseling yang bersifat behavioral dapat dilakukan guna mengubah perilaku individu yang non-adaptif menjadi lebih adaptif. Tentu hal ini berbanding lurus dengan paradigma besar konseling behavioral yang bertanggung jawab dalam proses membantu individu untuk mengubah perilakunya ke arah yang lebih positif serta adaptif.

Actions (login required)

View Item