Hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya menurut Imam Malik dan Imam Syafi'i

Fahmi, Hibban Yazid (2019) Hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya menurut Imam Malik dan Imam Syafi'i. Diploma thesis, UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG.

[img]
Preview
Text (COVER)
1_cover.pdf

Download (307kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
2_abstrak.pdf

Download (376kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR ISI)
3_daftarisi.pdf

Download (387kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
4_bab1.pdf

Download (814kB) | Preview
[img] Text (BAB II)
5_bab2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (968kB) | Request a copy
[img] Text (BAB III)
6_bab3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text (BAB IV)
7_bab4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (370kB) | Request a copy
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
8_daftarpustaka.pdf
Restricted to Registered users only

Download (413kB) | Request a copy

Abstract

Perkawinan merupakan salah satu perintah agama kepada yang mampu untuk segera melaksanakannya, karena perkawinan dapat mengurangi kemaksiatan, baik dalam bentuk penglihatan maupun dalam bentuk perzinahan. Di dalam hidup berpasang-pasangan, hidup berjodoh-jodohan adalah naluri segala manusia. Berbeda pendapat antara imam madzhab terhadap sah dan tidak sahnya anak kandung menjadi wali nikah ibunya menurut imam Syafii dan imam Malik semakin menarik untuk diperbincangkan dalam masyarkat. Maka penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana pemikiran Imam Syafii dan Imam Malik tentang hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya dan persamaan perbedaan hukum wali nikah. Tujuan penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui pendapat Imam Malik tentang hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya; 2) untuk mengetahui pendapat Imam Syafii tentang hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya; 3) untuk mengetahui analisis komparatif keduanya dalam menentukan hukum anak kandung menjadi wali nikah ibunya. Kerangka pemikirannya menggunakan teori Muqaranatul Madzhabi yaitu membandingan dua pemikiran tokoh islam untuk dicari pendapat mana yang lebih kuat, disamping itu penulis juga menggunakan kaidah ushul fiqih Maslahah Muqtabarah suatu perkara ditinjau dari kemaslahatannya dan kemadratannya. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif dengan cara analisis komparatifdan bila ditinjau dari segi pendekatan data penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research), adapun yang menjadi data sumber primernya adalah kitab Al-Mudawannah al-Kubro karangan Imam Malik dan kitab al-umm karangan Imam Syafii, sedangkan sumber sekundernya yaitu kitab-kitab dan buku-buku yang berhubungan dengan hukum islam. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam Imam Malik boleh saja anak kandung menjadi wali nikah ibunya dikarenakan orang yang paling berhak menjadi wali nikah adalah wali nasab (wali yang ada hubungan darah dengan perempuan tersebut). Sedangkan Imam Syafii tidak sah hukumnya perwalian bagi seorang anak terhadap ibunya karena perwalian itu dari pihak bapak dan Imam Syafii mengangap wali itu berdasarkan ashabah dan anak laki-laki itu tidak dianggap ashabah seorang wanita dan apabila anak itu sendirian maka tidak ada perwalian bagi dia. Analisis Komparatif dari kedua perbedaan itu dilihat dari anggapan ashabah atau tidak seorang anak laki-laki terhadap ibunya ini dikarenakan mereka menggunakan dua hadits yang berlainan.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Anak Kandung;Madzhab;Wali
Subjects: Fikih (Fiqih, Fiqh), Hukum Islam > Hukum Keluarga dan Hukum Perkawinan, Pernikahan menurut Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum
Depositing User: Hibban Yazid Fahmi
Date Deposited: 15 Jun 2020 03:14
Last Modified: 15 Jun 2020 03:14
URI: https://etheses.uinsgd.ac.id/id/eprint/29958

Actions (login required)

View Item View Item