Dakhil al-Naqli dalam tafsir jami' al-Bayan 'An Ta'wil Ay Al-Qur'an karya Ibnu Jarir Ath-Thabari: Kajian tentang kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Khidir A.S.

Pratama, Priyo (2018) Dakhil al-Naqli dalam tafsir jami' al-Bayan 'An Ta'wil Ay Al-Qur'an karya Ibnu Jarir Ath-Thabari: Kajian tentang kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Khidir A.S. Diploma thesis, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Preview	Text (COVER) 1_cover.pdf Download (179kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2_abstrak.pdf Download (159kB) | Preview
Preview	Text (DAFTAR ISI) 3_daftarisi.pdf Download (133kB) | Preview
Preview	Text (BAB I) 4_bab1.pdf Download (248kB) | Preview
	Text (BAB II) 5_bab2.pdf Restricted to Registered users only Download (552kB) | Request a copy
	Text (BAB III) 6_bab3.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) | Request a copy
	Text (BAB IV) 7_bab4.pdf Restricted to Registered users only Download (563kB) | Request a copy
	Text (BAB V) 8_bab5.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) | Request a copy
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 9_daftarpustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (128kB) | Request a copy

Abstract

Para ulama tafsir dianggap selalu benar oleh para pengkaji Alquran. Padahal di dalam penafsiran mereka juga tidak terhindar dari kesalahan ataupun kecacatan. Dalam meneliti kecacatan penafsiran tersebut, muncullah sebuah disiplin ilmu yang disebut al-Dakhīl fī al-Tafsīr. Al-Dakhīl fī al-Tafsīr merupakan bagian dari rumpun ‘Ulūmul Qur’ān yang berperan meneliti, menganalisa, dan mengkritisi bentuk-bentuk penafsiran yang tidak valid atau tidak layak di dalam kitab tafsir. Penafsiran yang tidak valid tersebut disebut sebagai dakhīl, sedangkan penafsiran yang valid dan layak dipergunakan untuk menafsirkan Alquran disebut aṣīl. Dengan latarbelakang di atas, peneliti ingin meneliti bentuk dakhīl al-naqli dalam Tafsir Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta’wīl āy al-Qur’ān karya Ibnu Jarir Ath-Thabari tentang kisah Nabi Musa A.S. dan Nabi Khidir A.S. Pemilihan Tafsir Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta’wīl āy al-Qur’ān karya Ibnu Jarir Ath-Thabari ini dilakukan karena tafsir ini merupakan salah satu tafsir tertua dan banyak dipakai sebagai rujukan oleh ulama-ulama setelahnya, serta di dalamnya terdapat banyak riwayat-riwayat yang setelah diteliti ternyata terdapat beberapa riwayat yang tidak layak dijadikan sebagai bentuk penafsiran. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), yakni penelitian yang terfokus pada sumber-sumber berupa buku, jurnal, makalah, dan sebagainya. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah metode Deskriptif Analitik, yakni metode yang bertujuan untuk memaparkan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Adapun sumber data primer yang penulis gunakan adalah kitab Tafsir Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta’wīl āy al-Qur’ān karya Ibnu Jarir Ath-Thabari, Buku Al-Dakhīl fī al-Tafsīr karya Dr. Ibrahim Abdurrahman Khalifah, dan Buku Metodologi Kritik Tafsir (Al-Dakhīl fī al-Tafsīr) karya Dr. Ibrahim Syu’aib Z., Lc., M.Ag, sedangkan sumber data sekunder-nya yaitu berupa kutipan karya-karya, seperti buku, jurnal, makalah atau hasil pemikiran, dan hasil penelitian lainnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Hasil dari penelitian yaitu ditemukan tiga bentuk Dakhīl al-Naqli dalam Tafsir Jāmi’ al-Bayān ‘an Ta’wīl āy al-Qur’ān karya Ibnu Jarir Ath-Thabari. Ketiga bentuk tersebut yaitu: 1) Dakhīl al-Naqli bentuk pertama, yaitu menafsirkan Alquran dengan hadis palsu atau ḍa’īf yang terdapat pada surat al-Kahfi [18] ayat 76; 2) Dakhīl al-Naqli bentuk kedua, yaitu menafsirkan Alquran dengan hadis mawqūf (qawl sahabat) yang daif terdapat pada surat al-Kahfi [18] ayat 61, 64, 65, 70, 73, 74, dan 82; dan 3) Dakhīl al-Naqli bentuk kelima, yaitu menafsirkan Alquran dengan hadis mursal (qawl tābi’īn) yang daif terdapat dalam surat al-Kahfi [18] ayat 60, 61, 63, 74, 77, 81, dan 82.

Actions (login required)

View Item